Senin, 14 Februari 2011

IAD

MANUSIA DAN EVOLUSI
HUBUNGAN PENDIDIK DAN YANG DIDIDIK

Cara guru berhubungan dengan anak adalah dasar pengalaman pendidikan anak. Seorang guru KPM berusaha untuk melakukan tiga hal untuk memberikan menyenangkan, inspirasi dan pengalaman pendidikan yang positif bagi anak. Guru: menilai anak tanpa syarat, memberikan bimbingan positif kepada anak, mengikuti dan memperluas kepentingan anak
Description: teacher reading to a childPentingnya hubungan guru-siswa dalam praktek pendidikan

Memang, pemahaman kita tentang sifat relasional pendidikan telah diberikan menimbulkan berbagai ekspresi seperti keterhubungan relasional (Gibbs, 2006;  pedagogi naratif (Diekelmann, 2001), ATA (Forsyth,2006), Ako (Bishop, 2008) dan sejenisnya. Ekspresi ini menyediakan cara melihat hubungan guru-murid. Penelitian tentang 'pengalaman hidup' dari hubungan guru-murid di pendidikan guru tidak memijah. Sebuah penelitian pendekatan khusus yang menawarkan cara meneliti pengalaman hidup dari dosen dan mahasiswa-guru yang cocok untuk eksplorasi tersebut merupakan penelitian pendekatan. Dalam pendekatan penelitian, peneliti berupaya diambil-untuk-diberikan dan ontologis makna fenomena seperti murid-guru hubungan dari cerita peserta itu.Tujuan makalah ini adalah untuk mempertimbangkan beberapa cerita dari fenomenologi proyek penelitian yang mengeksplorasi arti dari murid-guru hubungan seperti ini adalah hidup oleh dosen dan guru-siswa. Setelah mengumpulkan cerita pengalaman hubungan ini, interpretasi hermeneutika dari memimpin penyelidikan terhadap apresiasi yang lebih besar dari sifat ontologis fenomena tersebut. Cerita dan makna mereka memiliki potensi untuk pengaruh guru pendidik praktek seluk-beluk siswa-guru.  hubungan dan sifat yang berkaitan dengan siswa-guru.

Pentingnya hubungan guru-murid
Pentingnya hubungan guru-murid tetap sangat penting bagi edukatif proses dari berbagai orientasi dan perspektif (Freire, 2003; Shor, 1992; Purpel & McLaurin, 2004). Pada 1700,) epik Rousseau (2007 "Emile" dengan jelas menggambarkan pentingnya-relasional pengalaman antar seorang guru dan siswa. hubungan guru-murid melintasi dan informal konteks formal learning. belajar. Dalam 18 th dan 19 th berabad-abad, yang berpusat pada anak perhatian Pestalozzi menganjurkan untuk guru-siswa dalam hubungan's total belajar anak mengalami (Heafford, 1967). Dalam Selandia Baru Direktur Pendidikan, Clarence Beeby disajikan kembali pentingnya pengaruh kualitatif dari guru, menyerukan perubahan paradigma dari guru mengajar untuk belajar siswa (Renwick, 1998). Demikian pula, berbagai perspektif teoritis mendukung sentralitas dari murid-guru relationship. hubungan. Ekologi model pendidikan menunjukkan hubungan guru-murid sebagai bersarang pengaruh pada bola lain anak interaksi dengan dunia (Bronfenbrenner, 1979). Selain itu, teori belajar Vygotskyian tempat guru dalam hubungan yang signifikan terhadap siswa sebagai seseorang yang perancah pertumbuhan peserta didik (Vygotsky, 1978). peran guru menyoroti pentingnya dan sensitivitas menjadi 'dalam' hubungan dengan siswa Pendekatan konstruktivis untuk pendidikan juga menunjukkan guru sebagai proaktif  fasilitator belajar, bermain-main peran ini dalam konteks relasional dengan siswa. Both Baik guru dan siswa terlibat dalam belajar dari yang lain dalam dinamika relasional interaksi (von Glasersfeld, 1996).

Sifat relasional pendidikan  Antar-pribadi 'antara'
Sementara kekhawatiran meningkat bagi sentralitas dari hubungan guru-murid terlihat,bagaimana hubungan ini dikonseptualisasikan, berteori, dan dipraktekkan, bervariasi. Untuk beberapa, aspek penting dari hubungan adalah apa yang terjadi 'antara guru dan siswa (Hartrick Doane, 2002). Hubungan digambarkan sebagai 'antar-pribadi', dalam arti bahwa hubungan yang melibatkan orang, dan ada 'antara mereka yang terlibat (Buber, 1996). Apa yang ada antara mereka berhubungan adalah berbagai digambarkan sebagai ruang, celah, atau membuka dialektis.Antar-pribadi yang terkait terjadi 'dalam' antara dan 'di' kepada orang lain (Avnon, 1998;Metcalfe & Game, 2006). ini-antar tindakan terjadi sebagai trans-tindakan dipertukarkan dari satu orang ke orang lain 'sebagai' berhubungan. Hubungan berpengalaman dalam bentuk dua "- dimensi, sekuler "antar-tindakan (Palmer, 1999, hal 23 Dalam beberapa kasus ini bursa telah disamakan dengan transmisi indikasi dari directionality dan sifat tukar (Metcalfe & Game, 2006).
Buber (2002) menunjukkan bahwa jenis hubungan ini cenderung mengobjektifkan para peserta dan
menunjukkan sifat hubungan transaksional. Buber (1996, 2002) menggambarkan orang-orang berkaitan dengan cara ini sebagai dalam sebuah 'I-itu hubungan, di mana satu orang berinteraksi seolah-olah dengan objek. Ketika orang-orang dalam hubungan interpersonal yang tidak sepenting efisiensi dan keefektifan tindakan antar-dan transaksi, hubungan dapat tampaknya terbatas teknik. Beberapa pendidik akan menunjukkan bahwa hubungan tersebut tidak hanya terjadi di kami pendidikan organisasi tapi gejala dari tren yang lebih luas terhadap reduksionisme di  saat ini pendidikan filsafat dan praktek (Bennett, 1997; Palmer, 1999; Tompkins, 2005). dan kritis pendekatan humanistik untuk pendidikan menunjukkan bahwa pendidikan berpusat pada guru dan siswa yang relasional terlibat dalam dan bermakna pertanyaan yang relevan (Freire, 2003; Mezirow & Associates, 2000). Hubungan ini dipelihara sebagai pusat pengalaman dan melibatkan aspek setiap orang yang yang lebih dari sekedar kecerdasan mereka (Dall'alba &Barnacle, 2007).



Relasional keterhubungan
Hubungan guru-siswa juga telah dianggap sebagai keterhubungan relasional. keterhubungan Relasional perhatian bergeser dari fungsi ruang 'antara' orang untuk suatu keterhubungan yang melekat yang merupakan bagian integral dari hubungan (Gibbs, 2006; kait, 2003; Intrator, 2005; Palmer, 1998, 2004). keterhubungan Relasional menggambarkan ikatan dasar hubungan seperti itu, sebagai manusia kita hidup untuk berhubungan; konektivitas menjadi dasar untuk kita kemanusiaan (Bennett, 1997, 2003; Forsyth & Kung, 2005; Palmer (1997) menempatkan kami relasional keterhubungan dalam kedalaman diri manusia. Dia menyarankan bahwa menjadi apapun lebih spesifik dari ini mungkin mengurangi asal koneksi ke beberapa domain sewenang-wenang dari diri manusia, jadi ini emosional, intelektual atau fisik. Preferensi Palmer (1999 adalah merujuk ke tempat asal sebagai suci 'tempat'. 'suci' tempat dirasakan di saat- terkait, bukti keterhubungan lebih dalam dan sifat relasional manusia (Intrator, 2005; Palmer, 1999, 2004 Sebuah link tampak ada antara 'suci', yang 'rohani', dan pengakuan dan kesadaran akan duduk relasional keterkaitan-mendalam (bahasa Inggris, Fenwick & Parsons, 2003; Palmer, 1998, 2004). Untuk Burkhardt dan Nagai-Jacobson (2002) hidup keterhubungan relasional adalah untuk hidup spiritualitas. keterhubungan spiritualitas relasional adalah kesadaran "dari sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiriperasaan bahwa kita terhubung dengan semua manusia dan untuk semua ciptaan "(Nugent, 2003, hal 213 Pendidikan proses yang nilai keterhubungan relasional berusaha untuk memelihara keutuhan siswa melalui perhatian yang tulus untuk hubungan guru-murid (Miller & Nakagawa,2002). 2002).
 Proses pendidikan, seperti keterhubungan relasional, dampak orang secara keseluruhan (Buber, 2002; Palmer, 2004; Riley-Taylor, 2002; Taylor, 1995). keterhubungan relasional adalah  juga ditampilkan dalam filsafat Maori dengan konsep Ata. keterhubungan manusia dan dunia mereka, advokasi untuk mengajar pendekatan yang menunjukkan musyawarah dan perawatan relasional (Forsyth, 2006; Forsyth & Kung, 2005, 2006). Menghormati orang lain dengan cara ini menegaskan keterkaitan dasar kemanusiaan (Forsyth, 2006). ata dilihat sebagai mendasari hubungan dalam konteks pendidikan, dan hubungan lebih umum. Bekerja relasional mencerminkan resiprositas dan ekuitas (Uskup & Glynn, 1999; Gibbs, 2006). timbal balik ini masih diuraikan lebih lanjut dalam  ekspresi, Ako. Ako menunjuk ke mutualitas guru dan siswa sehingga tercipta  hubungan baik guru dan pelajar, dan mahasiswa juga (Cameron, Berger, Lovett & Baker, 2007).

Relasional komunitas
Pemahaman lain tentang sifat relasional pendidikan dapat ditemukan dalam ungkapan, relasional masyarakat. Perhatian diberikan di sini untuk kembali keterkaitan dari bersama co-hubungan yang ada dalam hidup kita sehari-hari. Hubungan di bidang pendidikan yang paling sering terjadi dalam konteks hubungan lain yang secara bersamaan hidup berdampingan dalam  konteks tertentu yang menyerupai sebuah "jaringan hubungan komunal" (Palmer, 1998, hal 95). Selain itu juga menunjukkan bahwa jaringan hubungan mengacu pada kolegialitas kami atau kita belajar masyarakat (Bennett, 1997; kait, 2003; Palmer, 1999).
Sejumlah pendidik menunjukkan bahwa guru harus sengaja menimbulkan rasa 'Komunitas' (Diekelmann, 2002, Dunne, 1993; Palmer, 1999). Siswa harus diundang kata dan tindakan untuk sebuah keterbukaan yang lebih besar hubungan karena hal ini memfasilitasi rasa komunitas. Dalam komunitas relasional, individualisme tidak memberikan jalan untuk beberapa meniru satu lain melainkan penekanan Barat kami pada individualisme diimbangi dengan komunal  keprihatinan. Seperti model masyarakat "mempertahankan individualisme yang tepat dan termasuk soliter dan komunal, kebajikan kemandirian dan pengayaan oleh orang lain "(Bennett, 1997, hal 2).dan pendidik humanistik Kritis "berdebat untuk reformasi sekolah, ... satu berfokus pada sifat hubungan yang dapat mengubah budaya pendidikan "(Gallego, Hollingsworth & Whitenack, 240). Peran dan relasional praktek hubungan adalah penting untuk ini manusia berpusat. proses (Paterson & Zderad, 1975 Memang, beberapa pihak berpendapat bahwa hubungan guru-murid lebih penting daripada isi pendidikan (Bennett, 1997; Palmer, 1998; Tompkins, 2005). Pendidik ini advokasi untuk kembali ke fokus pada hubungan dari pada hadir keasyikan dengan berbasis kinerja dan hasil pendidikan, hasil "dari kita & budaya's obsesif orientasi tujuan "(Tompkins, 2005, h. 90-91; Gallego, Hollingsworth, & Whitenack, 2001; Ironside, 2001).

Meneliti hubungan guru-murid
Hubungan guru-murid telah menjadi fokus penelitian pendidikan yang luas. Penelitian telah membantu guru dan pendidik untuk 'membangun' teori untuk praktek mengajar yang memperkuat pentingnya hubungan guru-murid. Salah satu contoh adalah pekerjaan oleh Giles dan Sanders pada model relasional untuk pendidikan guru (Giles & Sanders, 1995).
Demikian pula, dalam psikologi pendidikan misalnya, kita menganggap motivasi sebagai relasional didorong, organisasi manajemen kelas sebagai memiliki 'budaya' gagasan, dan dalam pedagogi mengajar, kami telah digambarkan peran yang berbeda untuk guru dan siswa dalam model relasional untuk belajar. Penelitian upaya telah berusaha untuk menangkap sifat hubungan guru-murid, namun sebagian orang akan berpendapat bahwa teori kita-bangunan telah berkurang kami memahami pengalaman hubungan dengan 'diketahui', yang 'terukur', dan dengan demikian melakukan, kita telah kehilangan 'esensi' dari fenomena hubungan ini.

Meneliti guru dan siswa tinggal 'pengalaman hubungan
Sementara pemahaman teoritis dari hubungan guru-murid ada, penelitian tentang 'pengalaman hidup' dari hubungan guru-murid tidak begitu banyak (Barnacle, 2001). penelitian fenomenologis menawarkan cara meneliti yang cocok untuk eksplorasi pengalaman hidup dari hubungan guru-murid. Penting untuk Penelitian fenomenologis adalah pandangan bahwa peneliti harus berusaha 'kembali ke atas '(Heidegger, 1962), yaitu, untuk menangkap' esensi 'dari sebuah fenomena sebelumnya ke teorisasi tentang pengalaman. Seperti Heidegger (1962) menyatakan, kembali ke fenomena itu sendiri memungkinkan sebuah 'pengungkapan' dari apa yang telah diambil untuk diberikan tentang  fenomena.
Peneliti fenomenologis ditantang untuk tetap dalam suatu proses penafsiran yang dikenal sebagai hermeneutik berputar-putar (Gadamer, 1995). Van Manen (1990) menggambarkan membaca-menulis- membaca ulang-ulang kegiatan ini berputar sebagai penting untuk pemulihan hermeneutik esensial makna suatu fenomena. Kemungkinan akan terus menerus dieksplorasi dan diprovokasi menjadi ada (Buchanan, 1993).  Makna muncul sebagai teks dan peneliti terlibat dalam dialog, bahwa adalah, dalam sebuah percakapan hermeneutik terhadap pemahaman (Koch, 1999).
Interpretasi setiap cerita ditulis dan ditulis ulang dalam suatu proses pendalaman terhadap tulisan-tulisan filosofis Heidegger dan Gadamer (Heidegger, 1962). Teks penelitian adalah literal penciptaan proses penelitian (Koch, 1999). Dalam teks ini, peneliti berupaya menangkap fenomena di balik prasangka menyesatkan mereka sendiri, dan laporan ini dengan cara yang menunjukkan layering interpretasi kontekstual. Importantly, this process of attunement Yang penting, proses bergerak peneliti terhadap seluk-beluk fenomena yang sedang dieksplorasi (Giles, 2007a). Tidak ada cara diatur untuk melakukan penelitian fenomenologis mengingat bahwa prasangka adalah terus-menerus hadir untuk setiap upaya dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi tersembunyi fenomena (Ironside, 2005). Saran Heidegger (2003 adalah bahwa dalam hubungan  dengan teks yang 'jalan' ditemukan.
Sebuah tantangan khusus bagi para peneliti fenomenologis adalah kebutuhan untuk mempertahankan kelangsungan untuk mereka sendiri diambil-untuk-diberikan pemahaman dalam proses penelitian. Hal ini sangat sulit karena pengalaman sehari-hari kami sarat dengan bias pribadi, prasangka dan pra- pemahaman yang membentuk 'cakrawala' dalam pandangan setiap satu waktu (Giles, 2007a). Peneliti tidak dapat menangkap pikiran peserta ataupun memulihkan masa lalu seperti itu, yang peneliti harus berdiri sendiri dalam konteks historis mereka, hasilnya yang mengarah menuju benturan interpretasi bersaing (Heidegger, 1962; Gadamer, 1995; Koch, 1995, 1996, 1999). Schmidt (2005) menangkap intensitas dari pengalaman hidup dari fenomenologi
penelitian menyatakan bahwa itu seperti "spiral melalui tahapan keterlibatan antusias,
kebingungan, intelektualisme, membiarkan pergi, kontemplasi terkemuka, fase tahu, tidak mengetahui dan wawasan sesekali, ... menjaga dia selamanya terjaga, hidup dan terhubung dengan yang penting dalam hidup "(hal. 131), dan humanising proses transformatif yang terus pengaruh praksis (Giles, 2007b).

Mengingat cerita dari hubungan guru-murid
Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempertimbangkan beberapa cerita dari fenomenologi penelitian proyek yang mengeksplorasi pengalaman hubungan guru-murid di konteks pendidikan guru, sebuah konteks di mana saya waktu dosen senior-penuh. Ini sebagai penelitian fenomenologis interpretatif dengan analisis hermeneutis menarik pada
tulisan filosofis Heidegger, Gadamer, Buber, dan Levinas. Tujuan saya adalah untuk mempertimbangkan esensi dari 'pengalaman relasional hidup' karena hal ini menunjukkan diambil-untuk-diberikan  pemahaman tentang hubungan ini. Untuk keperluan makalah ini, hermeneutika  interpretasi telah kental.

Penutup
Cerita-cerita pengalaman hidup dari hubungan guru-siswa, dan artinya, memiliki potensi untuk peka pendidik guru dengan sifat dari murid-guru hubungan dan pengalaman dan arus pasang surut untuk berhubungan dengan siswa-guru. Ontologis pertimbangan prihatin dengan 'bagaimana' kita sebagai makhluk bersama dalam murid-guru hubungan, yaitu, 'bagaimana' kita dengan orang lain. pertimbangan tersebut mencapai masa lalu teori hubungan.Kita mungkin berpikir bahwa pengalaman hidup dari fenomena ini akan menunjukkan pentingnya hubungan guru-murid, mengingat bahwa program pendidikan guru yang 'panas-rumah' organisasi-guru besok. Memang, tidak akan staf pengajar dalam pendidikan guru Program akan digunakan untuk kemampuan mereka untuk 'model terbaik' praktik yang berkaitan dengan guru-mahasiswa hubungan? Apakah pendidik guru yang berpengalaman dilakukan ketika siswa guru menceritakan kisah tentang bagaimana mereka bersembunyi untuk menghindari berhubungan dengan dosen mereka? Bagaimana seorang guru murid rasakan ketika mereka akan diproses oleh seorang pendidik guru yang diatur pada menyelesaikan tugas mereka mengorbankan hubungan mereka dengan murid-murid mereka? Bagaimana mungkin seorang siswa-guru tertentu hubungan dapat memiliki spontanitas seperti sedangkan hubungan guru-murid yang berbeda tampaknya menjadi disfungsional atau tidak ada? Ada 'dinamis' alam yang berhubungan yang terjadi antara guru dan siswa.
Demikian pula, terdapat ketidakpastian signifikan yang berada  dalam sehubungan. Inti dari hubungan guru-siswa dapat kembali tertutup dan 'ditemukan' dari sebelumnya diambil-untuk-diberikan cara berpikir. Menggunakan penelitian fenomenologi  pendekatan, esensi dari sebuah fenomena penting, guru-siswa hubungan, bisa dibuka. Dengan demikian, kita bisa mengembalikan sentralitas seperti fenomena pemahaman pendidikan kita.











STRUKTUR DAN FUNGSI TUBUH TUMBUHAN

               GOLONGAN TUMBUHAN :










1. Tumbuhan tingkat rendah, memiliki ciri-ciri :
v     Berthallus sehingga disebut Tumbuhan THALLOPYHTA
v     Organ masih sangat sederhana
v     Belum  mempunyai jaringan pengangkutan
v     Ex : Brypohyta dan Algae

2. Tumbuhan tingkat tinggi, memiliki ciri-ciri :
v     Berkormus sehingga disebut CORMOPHYTA
v     Organ sudah dapat dibedakan dengan nyata/kjelas antara akar, daun dan batang.
v     Mempunyai jaringan pengangkutan/vasikuler.
v     Ex : Angiospermae (Dikotil dan Monokotil) dan Gymnospermae.

STRUKTUR TUMBUHAN : E K E S
E         : Epidermis
K         : Kortex, terdiri dari : jaringan stereon dan Parenkim
E         : Endodermis, merupakan jaringan pembatas antara  kortex dan stele
S         : Silinder pusat , terdir dari : jaringan pengnagkuta (Xylem dan Phloem)

               MACAM JARINGAN TUMBUHAN

A. JARINGAN MERISTEM
  • Merupakan jaringan yang aktif membelah
  • Disebut juga jaringan meristematik atau embrional.
  • Terdapat pada ujung akar, ujung batang, kamibium ikatan pembuluh.
  • Tumbuh secara vertikal dan horizontal.



B. JARINGAN PERMANEN/DEWASA
1. Jaringan pelindung yaitu Jaringan Epidermis
  • Merupakan selapis sel pipih, tipis dan rapat
  • Terletak paling luar/tepi
  • Memiliki lapisan kutikula/lilin
  • Berfungsi untuk menutupi permukaan daun, bunga, buah dan akar.

2. Jaringan Stereon/Penguat.
a. Jaringan Sklerenkim
  • Merupakan sel-sel yang telah mati, terdiri dari fiber/serat dan sel batu/sklereid.
  • Mengalami penebalan pada seluruh dinding sel oleh zat Lignin/zat kayu.
  • Bersifat kaku/mudah patah.
  • Berfungsi untuk melindungi dan menguatkan bagian dalam sel

b. Jaringan Kolenkim
  • Penebalan terjadi di sudut-sudut sel oleh zat selulose
  • Bersifat lentur/fleksibel
  • Mengandung klorofil
  • Terdapat pada batang, daun, buah dan akar.
  • Berfungsi untuk menguatkan tubuh tumbuhan.

3. Jaringan Parenkim
  • Disebut juga jaringan dasar
  • Berada juga di Berkas Pengangkutan (BP)/
  • Bentuknya bermacm-macam seperti : tiang/palisade ; sponsn/bunga karang ; bintang dan lipatan.
  • Selnya tipis dan terdapat ruang antar sel (r.a.s.)
  • Berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan, air, udara, fotosintesis dan transportasi.
4. Jaringan Pengangkutan
a. Jaringan  Xylem
·        Disebut  jaringan kayu
·        Terletak di bagian paling dalam.
·        Memiliki trakeid yang mengalami penebalan.
·        Berfungsi untuk mengangkut air, garam mineral dan unsur hara dari akar ke daun dan seluruh jaringan tubuh.

b. Jaringan Phloem
  • Disebut juga jaringan tapi.
  • Terletak di sebelah luar jaringan Xylem
  • Memiliki sel tapis yang bentuknya kecil dan sel tetangga.
  • Berfungsi untuk mengangkut hasil fotodintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan.


5. Jaringan Gabus/Periderm
  • Merupakan sel pengganti epidermis yang telah mati
  • Mengandung zat suberin/zat gabus.
  • Berfungsi sebagai pelindung dan jalur transportasi air.

ORGAN TUMBUHAN



A. ORGAN POKOK
1. AKAR
2. BATANG
3. DAUN
B. ORGAN TAMBAHAN
1. BUNGA
2. BUAH
3. BIJI


AKAR

Akar merupakan bagian yang sangat penting bagi tumbuhan. Akar pada umumnya terletak di dalam tanah. Akar terdiri atas beberapa bagian, di antaranya,yaitu rambut akar dan tudung akar. Rambut akar merupakan bagian akar yang berfungsi menyerap air dan zat hara yang berasal dari dalam tanah. Zat tersebut diserap oleh akar, batang,. Tudung akar berada di bagian akar yang berfungsi melindungi akar saat menembus tanah.

a. Fungsi akar :
  • Menyerap air, garam dan unsur hara
  • Alat transportasi
  • Menyimpan cadangan makanan
  • Penunjang dan memperkokoh tubuh tumbuhan.
  • Alat respirasi
  • Alat reproduksi
  • Tempat tumbuhnya tunas

b. Struktur Akar
1. Struktur luar
  • Rambut akar
  • Batang akar
  • Unjun akar
  • Meristem
  • Kaliptra

2. Struktur dalam
E         : Epidermis, termodifikasi menjadi bulu-bulu akar
K         : Kortex, sebagai tempat cadangan makanan dan Repsirasi
E         : Endodermis, sebagai transportasi mineral dan air
S         : Silinder pusat, terdapat Berkas Pengangkutan (BP)/Jaringan
             Pengangkutan (JP)

3. Daerah Pertumbuhan Akar
  • Kaliptra yaitu jaringan yang melindungi ujung akar. Disebut juga tudung akar.
  • Meristematik yaitu daerah yang selnya aktif membelah diri
  • Pertumbuhan dan perkembangan yaitu daerah terjadinya pertambahan jumlah sel akibat aktivitas daerah meristematik.
  • Differensiasi yaitu daerah perubahan sel baik bentuk serta fungsinya. Atau daerah modifikasi sel.

4. Transportasi akar
a. Ekstravasikuler yaitu  transportasi yang tidak melewati jaringan pengangkutan. 
    Macamnya ada 2 :
  • Apoplas yaitu pengangkutan air, garam mineral serta hasil fotosintesis melewati ruang antar sel karena adanya penebalan pad sel endodermis.
  • Simplas yaitu pengangkutan air, garam mineral dan hasil fotosintesis melalui se.

b. Intravsikuler yaitu transportasi yang melalui jaringan pengangkutan (JP).
    Macamnya ada 4 :
  • Imbibisi yaitu penyerapan molekul, zat dengan menggunakan kemampuan dinding sel dan plasma sel. Terjadi pada Bryophyta.
  • Difusi yaitu perpindahan molekul, zat dari daerah hipertonis menuju daerah hipotonis.
  • Osmosis yaitu perpindahan molekul, zat dari daerah hipertoni menuju daerah hipotonis melalui selaput semipermeabel.
  • Transport aktif yaitu pengangkutan ion-ion, moleku yang menggunakan energi berupa ATP.

5. Repirasi pada Akar
  • Merupakan respirasi aerob
  • Memlui stomata, lenti sel, epidermis akar yang muda (bulu akar) atau seluruh permukaan tubuh (pada tumbuhan tingkat rendah).
  • Menghasilkan CO2 dan H2O untuk bahan fotosintesis.

6. Macam Akar
  • Akar nafas, contoh : tanaman bakau
  • Akar gantung, contoh : beringin, anggrek
  • Akar tunjang, contoh : Pandanus sp
  • Akar serabut., contoh : golongan Monokotil
  • Akar Tunggang, contoh : golongan  Dikotil




7. Perbedaan Akar Monokotil dan Dikotil

MONOKOTIL
PERBEDAAN
DIKOTIL
Serabut
SISTEM PERAKARAN
Tunggang
Batas ujung akar & kaiptra jelas
ANATOMI
Batas ujung akar dan kaliptra tidak jelas
Selang seling
B.P.
Kolateral
Mempunyai
EMPULUR
Tidak mempunyai
Beberapa lapis
PERISIKEL
Satu lapis


BATANG










1. Fungsi :
  • Tempat lintasan  makanan dan air
  • Penyokong tumbuhan
  • Penyimpan sebgaina hasil fotosintesis.
  • Pembentuk tubuh tumbuhan seperti daun, tunas dan bunga.
  • Alat reproduksi vegetatif
  • Memberikan bentuk tubuh tumbuhan.

2. Struktur batang
a. DIKOTIL
E         : Epidermis, mengalami penebalan zat gabus dan kutikula, termodifikasi
             membentuk lenti sel.

K         : Kortex, Jaringan parenkim dengan r. a.s. dan jaringan penguat dengan
             penebalannya.
E         : Endodermis, mengandung zat tepung, terdapat floeterma (selaput
             tepung).
S         : Silinder pusat, terdapat Berkas Pengangkutan (BP)/Jaringan
             Pengangkutan (JP) tipe kolateral terbuka. Terdapat empulur dan
             perisikel.


b. MONOKOTIL
  • Tidak mempunyai kambium
  • Pertumbuhannya terbatas
  • Ikatan pembuluh dengan tipe kolatral tertutup
  • Memiliki empulur dan sklerenkim
  • Epidermis dengan stomata dan bulu-bulu akar.

3. Perbedaan batang dikotil dn monokotil

MONOKOTIL
PERBEDAAN
DIKOTIL
Tidak ada
Cabang
Ada
Tersebar
Jaringan Pengangkutan
Teratur
Tidak ada
Kambium
Ada
Besar/ada
Rongga udara
Tidak ada



4. Bentuk batang berdasarkan strukturnya
Bentuk batang berdasakan strukturnya dikelompokan menjadi empat macam yaitu:
  • Herbaceus yaitu batang yang lemah dan berair karena banyak mengandung zat selulose. Pada umumnya lebih kecil dan lebih rendah dari pada tumbuhan berkayu.
Contoh : Amaranthus hybridus ; krokot
  • Calmus/rumput yaitu batang yang tidak keras dan tampak beruas-ruas, yang nyata dan berongga.
Contoh : Oryza sativa.
  • Calamus/mendong yaitu batang yang seperti rumput tetapi ruanya lebih panjang.
Contoh : Wlingi dan mendong.
  • Lignosus yaitu batang yang berkayu keras dan kuat.Pada umumnya lebih tinggi, lebih besar, lebih keras dari pada batang basah dan b atang rumput. Hal ini terjadi karena tumbuhan batang berkayu memiliki kambium. Kambium merupakan bagian batang yang berfungsi membentuk kayu dan kulit tumbuhan.
Pertumbuhan kambium kearah dalam membentuk kayu. Pertumbuhan kambium kearah luar membentuk kulit. Akibat pertumbuhan kambium batang bertambah besar.
Contoh : golongan pohon dan semak.

5. Macam percabangan
  • Monopodial yaitu percabangan dengan batang pokok yang jelas, karena lebih besar dan panjang dari cabangnya.
Contoh : Camara lantana.
  • Simpodial yaitu percabangan dengan batang poko yangsama besar dengan cabang utam.
Contoh : Achras zapota / Sapota achras / Manilakara achra  atau sawo Manila.
  • Dikotom yaitu percabangan yang selalu membentuk 2 cabang sama ebsar.
Contoh : Golongan Pterydophyta.

6. Lingkaran tahun
  • Terjadi akibat pertumbuhan kamium kearah luar dan dalam yang diperlihatkan dengan sebentuk garis melingkar.
  • Adanya perbedaan nyata antara lingkaran tahun di musim hujan dan musim kemarau.
  • Pada musim kemarau lingkaran tahun yang terjadi selnya lebih kecil dan sedikit
  • Sedangkan pada musim penghujan lingkaran tahu n yang terjadi selnya lebih besar dan banyak.

DAUN

Bagian yang paling jelas terlihat dari tumbuhan adalah daun. Karena lebatnya daun terkadang menutupi bagian yang lainnya. Daun pada umumnya berwarna hijau tetapi ada juga yang berwarna coklat, kuning, atau merah.
Daun tersusun atas tangkai daun, helai daun, dan tulang daun. Bentuk daun dapat di kelompokkan berdasarkan tulang daun dan jumlah helai daun.


1. Fungsi :
  • Merupakan organ fotosintesis
  • Alat transportasi
  • Membatasi proses transpirasi dengan adanya lapisan kutikul.
  • Alat reproduksi vegetatif

2. Struktur daun
E         : Epidermis, bagian atas selapis sel dengan peenbalan kutikula. Bagian
             bawah selapis sel dengan termodifikasi menjadi stomata.
K         : Kortex, merupakan bagian dari mesofl daun/dagingdaun yang terdiri dari
             jaringan Parenkim baik palisade dan spons.
S         : Silinder pusat, terdapat Berkas Pengangkutan (BP)/Jaringan
             Pengangkutan (JP) yang terlihat dalam urat daun. Terdapat tulang daun
  dalam JP dengan jaringan penguat kolenkim. Pada tangkai daun
  terdapat jaringan penguat berupa kolenkim dan sklerenkim.

3. Hal-hal yang menyebabkan  larutan garam mineral naik ke bagian daun.
a. Tekanan Akar
  • Secara osmosis dari akar ke seluruhbagian tumbuhan.
  • Paling tinggi terjadi pada malam hari.


b. Daya kapilaritas
  • Pembuluh di akar, batang dan daun saling berhubungan  membentuk pembuluh kapiler.
  • Akibat dari gaya adhesi anata dinding xylem dengan molekul air dan akibat gaya kohesi antara molekul air.
c. Daya isap daun
  • Akibat dari penguapan dandaun kekurangan air
  • Menyebabkan air dalam saluran ikatan pembuluh naik ke daun.

d. Pengaruh sel-sel yang hidup

4. Pengeluaran larutan dari daun
·        Gutasi yaitu proses perembesan tetes-tetes air melalui celah daun (hidatoda/gutatoda/emisarium) di bagian ujung daun.
·        Transpirasi yaitu proses pengauapan  dari tumbuhan baik akar, daun dan batang melalui stomata. Alat pengukuranya dinamakan Potometer atau Porormeter.
·        Pendarahan yaitu proses keluarnya air bersama zat-zat yang terlarut di dalamnya  melalui luka. Biasanya hasil pelukan ini dapat bermanfaat bagi manusia. Seperti karet menghasilkan latex, seludang kelapa menghasilkan aren dan pinus menghasilkan terpentin.

5. Faktor yang mempengaruhi transpirasi


a. Faktor luar
  • Suhu
  • Kelembaban relatif
  • Pergerakan air
  • Tekanan Atmosfer
  • Cahaya
  • Angin
b. Faktor dalam
  • Ukuran daun
  • Tebal daun
  • Jumlah stomata
  • Ada tidaknya lapisan kutikula
  • Banyak sedikitnya trikoma


BUNGA

Pernahkah kalian mengamati keindahan bunga? Bunga merupakan bagian tumbuhan yang menarik. Bentuk , warna, ukuran, dan bau bunga beraneka ragam. Bunga terdiri atas tangkai, kelopak, mahkota, benang sari, dan putik.



1. Bagian bunga
  • Tangkai bunga/Pedunculus
  • Dasar bunga/Receptaculum
  • Perhiasan bunga yang meliputi Kelopak bunga/calyx dan mahkota bunga/corolla.
  • Gamet bunga meliputi :

  1. Pistillum/putik, terdiri dari :
    • Kepala putik/tigma
    • Tangkai putik/stylus
    • Bakal buah/ovarium
    • Bakal biji/ovulum         
  2. Stamen/benang sari, terdiri dari :
·        Tangkai sari/filamen
·        Kepala sari/anthera
·        Serbuk sari /pollen

2. Pembagian tumbuhan berdasarkan kedudukan gamet bunga:
  • Monoseus/berumah satu yaitu tumbuhan yang  memiliki 2 macam bunga yaitu bunga jantan dan betina pada satu pohon.
  • Diosesus/berumah dua yaitu tumbuhan yang hanya memiliki 1 macam bunga  aytiu bisa bunga jantan atau bungan betina.

3.  Pada tumbuhan Gymnospermae
  • Belum memiliki bunga yang sesungguhnya.
  •  Alat reproduksi  berupa strobilus, mengandung daun buah dan serbuksari.
  • Contoh : Gnetum gnemon, Pinus merkusii

4. Pada tumbuhan Angiospermae
  • Sudah memiliki bunga yang sesungguhnya
  • Berdasarkan susunan bunganya dapat dibedakan menajdi :
Ø      Bunga tunggal yaitu dalam satu tangkai hanya terdapat satu kuntum  bunga.
Contoh : Hibiscus rosa-sinensis
Ø      Bunga majemuk yaitu dalam satu tangkai terdapat banyak kuntum bunga. 
Contoh :  Helianthus anuus, Mimmosa pudica

  • Macam bunga majemuk
Ø      Bunga  Tandan , memiliki ciri-ciri :
v     Bertangkai nyata
v     Melekat pada ibu tangkai yang tidak bercabang
v     Contoh : Ixora palludosa

Ø      Bunga Tongkol, memiliki ciri-ciri :
v   Tidak bertangkai pada bunganya
v   Melekat pada ibu tangkai ukuran  besar dan bergerombol
v   Contoh : Bunga ♀ pada Zea mays

Ø      Bunga Cawan, memiliki ciri-ciri :
v   Memiliki ibu ujung tangkai melebar dan merata
v   Berbentuk cawan/cakaram
v   Contoh : Helianthus anuus
Ø      Bunga Bongkol, memiliki ciri-ciri :
v     Bunga manjemuk secara kesseluruhan
v     Berbentuk bola
v     Contoh : Mimmosa pudica, Lamtoro dan petai Cina

               BUAH

Agar tubuh tetap sehat biasakan memakan buah-buahan seperti pepaya, pisang, mangga, jambu, dan berbagai macam buah lainnya. Buah memiliki rasa, warna dan bentuk yang berbeda. Buah berasal dari bunga tetapi tidak semua bunga dapat menjadi buah.


1.      Bagian-bagian buah
  • Buah yang lengkkap tersusun dari biji, daging buah dan kulit buah.
  • Kulit buah yang sudah masak biasanya terdiri dari epikarp, mesokarp dan endokarp. Terdapat pada Cocos sp, Kenari, Mangifera indica, Musa paradisiaca.

2.      Fungsi buah
·        Menyimpan cadangan makanan
·        Membantu proses pemencaran tumbuhan.

3.      Macam-macam buah, secara umum :
·        Buah tunggal yaitu buah yang dibentuk olehh satu bakal buah yang berasal dari satu bunga.
Contoh : Mangifera indica
·        Buah agregat yaitu buah yang dibentuk oleh banyak bakal buah  yang berasak dari satu bunga.
Contoh : Anona muricata, Fragaria vesca, Srikaya.
·        Buah majemuk yaitu buah yang terbentuk dari banyak bakal buah yang berasal dari banyak bunga.
Contoh : Ananas commosus, Artocarpus integra, Keluwih.


4.      Macam-macam buah berdasarkan  jenisnya :
·        Buah sejati yaitu buah yang terbentuk dari bakal buah.
Contoh : Mangifera indica, Avocado, Papaya sp, Semangka.
·        Buah semu aytiubuah yang terbentuk dari bakal buah dan bagian-bagianlain dari bunga.
Contoh : Anacardium ocidentale, Fragaria vesca, Pyrus malus, Artocarpus integra.

               BIJI

·        Tebentuk dari bakal biji, hasil dari fertilisasi
·        Terletak dalam bakal buah.
·        Merupakan alat reproduksi generatif
·        Bagian dalam terdapat embrio atau calon individu baru.

1.      Fungsi biji
·        Menyimpan cadangan makanan.
·        Alat pemencaran tumbuhan.

2.      Bagian-bagian biji
·        Spermodermis, merupakan kulit pelindung yang terluar. Pada Gymnospremae terdiri dari 3 lapisan yaitu luar (lapisanyang tebal), tengah (lapisan yang keras)  dan dalam (lapisanyang tipis). Ex : Gnetum gnemon, Cycas rumphii. Pada Angiospermae terdiri dari 2 lapisan yaitu testa (lapisan yang tipis dan keras) dan tegmen (lapisan yang tipis seperti selaput). Ex : Manggifera indica, Arachis hypogea.
·        Funiculus,merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan papan biji (plasenta). Disebut juga dengan tali pusat.
·        Hilus atau pusat biji , merupakan bagian dari tali pusat yang sudah putus, sehingga meninggalkan bekasnya saja apabila biji sudah masak.
·                 Nucleus seminis (inti biji/isi biji), merupakan bagian biji yang terdalam yang terdiri dari : embrio (lembaga) yang akan dapat menjadi akar lembaga (radikula), kotiledon (daun lembaga) dan pucuk lembaga (plumulae).  Selain itu terdapat pula  endosperm (putih lembaga/cadangan makanan). Pada Golongan Leguminoceae, endpspermnya berada dalam daun .

               HAMA DAN PENYAKIT

1.      Hama yaitu organisme yang merusak tanaman atau hasil tanaman akaibat dari aktivitas hidupnya untuk memperoleh makanan. Biasanya didominasi oleh golongan hewan.
Contoh : Mammalia, Insecta, Aves.

2.      Contoh hama :
·        Wereng coklat/Nilaparvata lugens pada tanaman Oryza sativa.
·        Walang sangit/Leptocorisa acuta dengan menhisap biji Oryza sativa yang muda.
·        Kutu daun/Aphis sp pada tanaman.
·        Kumbang tanduk/Artona cartoxantha dan Orycytes rhinoceros pada Cocos sp.
·        Chilo sp pada tunas batang tebu.
·        Ancheronthia lachesis/ulat tongkang dengan merusak tanaman Nicotiana tobacum dan golongan Leguminoceae.
·        Ulat daun pisang/Erionata thrax dapat meotong dan memakan daun Musa paradisiaca.
·        Kepiting sawah/Paratelphusa convvexa dapat merusak tanaman Oryza sativa pada waktu muda dan merusak galangan sawah.
·        Siput kerucut pendekk/Bradybaena similaris dapat merusak tanaman muda pada sayur mayur dan tanaman hias.
·        Tikus sawah/Rattus argentiventer dapat mengerat batang, memakan bunga dan biji pada  Oryza sativa.
·        Burung gereja/Passer montanus dapat memakan rumput-rumputan termasuk Oryza sativa.
·        Kera bedes/Macaca fascicularis dapat menyerang ladang singkong. Zea mays dan Oryza sativa.
·        Bajing/Callosciurus notatus dapat melubangi buah kelapa dan memakan isinya.
·        Landak/Hystrix brachyura dapat menyerang ladang singkong dan ubi.

3.      Penyakti  tanaman yaitu ganggguan pada tanaman yang disebabkan oleh golongan mikroorganisme. Biasanya menyerang pada organ-organ tertentu pada tanaman.

4.      Contoh penyakit tanaman
·        Penyakit CVPD pada Citrus sp, yang disebabkan oleh virus.
·        Penyakti Mozaik pada Nicotiana tobacum dan kentang, yang disebabkan oleh virus.
·        Rebah kecambah pada kecambah, yang disebabkan oleh fungi yaitu Phytium debaryanum.
·         Penyakit pada Zea mays yang disebakan oleh fungi api yaitu Ustilago maydis.
·        Penyakit pada pucuk tebu, yang disebabkan oleh fungi Ustilago scitaminea.
·        Penyakit pada anggrekm yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas cattlyeas.
·        Penyakit pada ruas batang dan butir biji Oryza sativa, yang disebabkan oleh Pyricularia oryzae.
·        Penyakit pada kentang, yang disebabkan oleh fungi Phytophthora infestan.
KLASIFIKASI TUMBUHAN BERDASARKAN KEMAMPUAN PENYERAPAN AIR
1.      HIDROFIT yaitu golongan tumbuhan yang mempunyai kemampuan untuk hidup  di lingkungan air. Ex : Eicchornia crassipes, Lotus/teratai.
2.      HALOFIT yaitu golongan tumbuhan yang mempunyai kemampuan untuk hidup di lingkungan dengan kadar garam tinggi. Ex : Bakau, Nipah.
3.      MESOFIT yaitu golongan tumbuhan yang mempunyai kemampuan untuk hidup di lingkungan yang cukup air. Ex : Coffea, Coklat.
4.      XEROFIT yaitu golongan tumbuhan yang mempunyai kemampuan untuk   
Hidup di lingkungan yang kurang air/kering. Ex : Kaktus, Kurma.
5.      HIGROFIT yaitu golongan tumbuhan yang  mempuyai kemampuan untuk hidup di lingkungan yang lembab. Ex : Bryophyta, Pterydophyta.

EKOSISTEM


1. Pengertian Ekosistem
Ekosistem merupakan hubungan saling mempengaruhi antara makhluk hidup dengan lingkungannya membentuk suatu system.

2. Satuan makhluk hidup dalam ekosistem
Bayangkan jika di bumi ini tanpa tumbuhan,tentu manusia dan hewan pemakan tumbuhan akan kelaparan,bahkan mati.Bayangkan pula,jika di bumi ini hanya ada hewan jantan saja,tentu jumlah hewan di bumi ini akan semakin berkurang.Hal ini di karenakan mereka tidak dapat memperbanyak diri.Jadi,semua makhluk hidup saling membutuhkan dan saling mempengaruhi.

3. Satuan-satuan makhluk hidup penyusun ekosistem.
Di dalam sebuah ekosistem juga terdapat satuan-satuan makhluk hidup yang meliputi individu,populasi,komunitas da biosfer Bagian-bagian satuan makhluk hidup penyusun ekosistem yaitu;

a.    Individu
Istilah individu berasal dari bahasa latin,yaitu in yang berarti tidak dan dividus yang berartidapat di bagi.Jadi individu adalah makhluk hidup yang berdiri sendiri yang secara fisiologis bersifat bebas atau tidak mempunyai hubungan dengan sesamanya.Individu juga disebut satuan makhluk hidup tunggal.

b.    Populasi
Populasi berasal ari bahasa latin,yaitu populus yang berarti semua orang yang bertempat tinggal pada suatu tempat.Dalam ekosistem,populasi berarti kelompok makhluk hidup yang memiliki spesies sama [sejenis] dan menempati daerah tertentu.

  1. Komunitas
Komunitas adalah berbagai jenis makhluk hidup yang terdapat di suatu daerah yang sama,misalnya halaman sekolah.

  1. Biosfer
Biosfer adalah semua ekossistem yang berada di permukaan bumi.

4.Komponen-komponen ekosistem.

Ekosistem merupakan kesatuan dari seluruh komponen yang membangunnya. Di dalam suatu ekosisiem terdapat kesatuan proses yang saling terkait dan mempengauhi antar semua komponen.Pada suatu ekosistem terdapat komponen yang hidup[biotik] dan komponen tak hidup[abiotik].

Komponen biotik
Manusia,hewan dsn tumbuhan termasuk koomponen biotik yaang terdapat dalamsuatu ekosistem. Komponen biotik di bedakan menjadi 3 golongan yaitu ; produsen,konsumen dan dekomposer.

a.Produsen
Semua produsen dapat menghasilkan makanannya sendiri sehingga disebut organisme autotrof. Sebagai produsen,tumbuhan hijau mnghasilkan makanan[karbohidrat] melalui proses potosintesis. Makanan di manfaatkan oleh tumbuhan itu sendiri maupun makhluk hidup lainnya. Dengan demikian produsen merupakan sumber energi utama bagi organisme lain,yaitu konsumen.

b.Konsumen.
Semua konsumen tidak dapat membuat makanan sendiri di dalam tubuhnya sehingga disebut heterotrof. Mereka mendapatkan zat-zat organik yang telah di bentuk oleh produsen,atau dari konsumen lain yang menjadi mangsanya.

Berdasarkan jenis makanannya,konsumen di kelompokkan sebagai berikut;

a]Pemeken tumbuhan [herbivora],nisalnyakambing,kerbau,kelini dan sapi.
b]Pemakan daging[karnivora],misalnya harimau,burung elang,dan serigala,
c]Pemeken tmbuhan dan daging[omnivora],misalnya ayam,itik, dan orabg hutan.
c.Pengurai [dekomposer].

Kelompok ini berperan penting dalam ekosistem.Jika kelompok ini tidak ada, kita akan melihat sampah yang menggunung dan makhluk hidup yang mati tetap utuh selamanya. Dekomposer berperan sebagai pengurai,yang menguraikan zat-zat organik[dari bangkai] menjadi zat-zat organik penyusunnya.

Komponen abiotik.

Bagian dari komponen abiotik adalah ;

    *Tanah.
Sifat-sifat fisik tanah yang berperan dalam ekosistem meliputi tekstur,kematangan, dan kemapuan menahan air.

    * Air.
Hal-hal penting pada air yang mempengaruri kehidupan makhluk hidup adalah suhu air,kadar mineral air,salinitas,arus air,penguapan,dan kedalaman air.

    * Udara.
Udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas.Gas itu berbentuk atmosfer yang melingkupi makhluk hidup. Oksigen,karbon dioksida,dan nitrogen merupakan gas yang paling pentung bagi kehidupan makhluk hidup.

    * Cahaya matahari
Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di bumi ini. Namun demikian,penyebara cahaya ddi bumi belum merata.Oleh karena itu, organisme harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang intensitas dan kualitas cahayanya berbeda.

    * Suhu atau temperatur.
Setiap makhluk hidup memerlukan suhu optimum untuk kegiatan metabolisme dan perkembangbiakannya.

5.Ketergantungan Antarkomponen Ekosistem

Tidak ada makhluk hidup yang mampu hidup sendiri.Di antara makhluk hidup tersebut terjadi hubungan saling membutuhkan,atau dengan kata lain terjadi ketergantungan.
Ketergantungan tidak hanya terjadi antar makhluk hidup[komponen biotik], tetapi juga terjadi antara komponen abiotik dan biotik.

6.Ketergantungan antara Produsen, Konsumen, dan Pengurai.

 rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
Ulat sebagai konsumen makanan daun padi[produsen]. Ulat menjadi sumber Makanan bagi burung.
Setelah burung tersebut mati,pengurai akan menguraikan hewan yang mati tersebut menjadi mineral dan humus di dalam tanah.Selanjutnya,mineral dan humus tersebut di gunakan sebagai pupuk oleh tumbuhan hijau. Dari contoh tersebut dapat di simpulkan bahwa diantara produsen,konsumen dan pengurai, terjadi ketergantungan.

Rantai makanan adalah perpindahan materi dan energi dari makhluk hidup satu ke Makhluk hidup lain melalui proses makan di makan dengan urutan tertentu. Kumpulan rantai makanan yang saling berhubungan disebut jaring-jaring makanan.

1] Piramida makanan.

Jika dalam suatu ekosistem di gambarkan jumlah populasi produsen sampai konsumen tertinggi, akan membentuk gambaran seperti piramida.Gambaran seperti ini disebut piramida makanan. Supaya piramida makanan tersusun dengan baik,populasi dalam suatu ekosistem harus seimbang.Oleh karena itu,populasi produsen harus lebih banyak dari pada populasi konsumen tingkat 1. Konsumen tingkat 1 harus lebih banyak dari pada konsumen tngkat 11.Dengan demikian,semakin tinggi tingkatan suatu konsumen,jumlahnya semakin sedikit.

2] Aliran energi

Dalam suatu ekosistem terjadi proses makan dan di makan yang di lakukan organisme untuk memperoleh tenaga atau energi. Jadi,proses makan dan di makan dalam suatu rantai makanan dan jaring-jaring makanan dapat di katakan sebagai proses aliran energi.


7.Keseimbangan Ekosistem.

Ekostem di katakan seimbang apabila komposisi di antara komponen-komponen tersebut dalam keadaan seimbang.Ekosistem yang seimbang,keberadaannya dapat bertahan lama atau kesinambungannya dapat terpelihara. Perubahan ekosistem dapat mempengaruhi keseimbangannya. Perubahan ekosistem dapat terjadi secara alami serta dapat pula karena aktivitas dan tindakan manusia.

   1. Perubahan Ekosistem secara Alami
Perubahan ekosistem secara alami dapat terjadi karena adanya gangguan alam. Misalnya gunung meletus,kebakaran hutan, dan perubahan musim. Bencana alam dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.

2.      Perubahan Ekosistem karena Tindakan Manusia.
Perubahan ekosistem dapat terjadi karena tindakan manusia. Manusia merupakan salah satu komponen biotik dalam suatu ekosistem. Manusia mempunyai peranan dan tanggung jawab terhadap pengelolaan ekosistem. Akan tetapi, manusia juga dapat merusak ekosistem.

Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.

1.     Ekosistem Darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.

1.      Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput.

Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.




2.      Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik.

Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular

3.      Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik.

Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.

4.      Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang.

Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).

5.      Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik.

Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.

6.      Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.

2.      Ekosistem Air

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.

Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut:
.
Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.

Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.

a. Ekosistem lamun (Seagrass ecosystem)

Lamun (seagrass) adalah satu‑satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh‑tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti hal­nya rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai‑tangkai yang merayap yang efektif untuk berbiak. Berbeda dengan tumbuh‑tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan meng­hasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat‑zat hara. Sebagai sumberdaya hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.

Secara tradisional lamun telah dimanfaatkan untuk keranjang anyaman, dibakar untuk garam, soda atau penghangat, bahan isian kasur, atap, bahan kemasan, pupuk, isolasi suara dan suhu. Pada jaman modern ini, lamun dimanfaatkan antara lain sebagai penyaring limbah, stabilisator pantai, pupuk, makanan dan obat‑obatan.


Padang lamun berlaku sebagai daerah asuhan, pelindung dan tempat makan ikan, Avertebrata, dugong dan sebangsanya. Padang lamun juga berinteraksi dengan terumbu karang dan mangrove. Ekosistem lamun ini terdapat di banyak perairan pantai di negara kita. Di Kepulauan Seribu, misalnya, terdapat ekosistem ini yang berdampingan dengan mangrove dan terumbu karang. Ekosistem ini dikaitkan dengan kehadiran dugong karena tumbuh‑tumbuhan lamun menjadi makanannya.

 b. Savanna

Savana dari daerah tropika terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 – 60 inci per tahun, tetapi dengan musim kering yang berkepanjangan pada saat api menjadi bagian penting dari lingkungan. Savana yang terluas di dunia terdapat di Afrika; namun di Australia juga terdapat savana yang luas.

Berhubung dalam ekosistem savana ini, rerumputan dan pohon-pohon yang hidup harus tahan terhadap musim kering dan api, maka jumlah jenis tumbuh-tumbuhan yang hidup di savana ini tidak banyak, tidak seperti yang hidup di hutan hujan tropik, tidak seperti yang hidup hutan hujan tropik. Rumput-rumput dari marga Panicum, Pennisetum, Andropogon dan Imperata mendominasi lingkungan ini, sedangkan pepohonan yang hidup di sana sama sekali berada dengan jenis pohon yang hidup di hutan hujan tropik. Di Afrika diantaranya terdapat pohon Acacia yang terbesar di savanna. Di Indonesia padang savanna ini dapat ditemukan di Taman Nasional (TN) Baluran dan TN Alas Purwo di Banyuwangi, Jawa Timur.

c. Estuari

Estuari berasal dari kata aetus yang artinya pasang-surut. Estuari didefinisikan sebagai badan air di wilayah pantai yang setengah tertutup, yang berhubungan dengan laut bebas. Oleh karena itu ekosistem ini sangat dipengaruhi oleh pasang surut dan air laut bercampur dengan air darat yang menyebabkan salinitasnya lebih rendah daripada air laut. Muara sungai, rawa pasang-surut, teluk di pantai dan badan air di belakang pantai pasir temasuk estuari.

Biota yang hidup di ekosistem estuari umumnya adalah percampuran antara yang hidup endemik, artinya yang hanya hidup di estuari, dengan mereka yang berasal dari laut dan beberapa yang berasal dari perairan tawar, khususnya yang mempunyai kemampuan osmoregulasi yang tinggi. Bagi kehidupan banyak biota akuatik komersial, ekosistem estuari merupakan daerah pemijahan dan asuhan. Kepiting (Scylia serrata), tiram (Crassostrea cucullata) dan banyak ikan komersial merupakan hewan estuari. Udang niaga yang memijah di laut lepas membesarkan larvanya di ekosistem ini dengan memanfaatkannya sebagai sumber makanan.

Daerah muara sungai yang terlindung dan kaya akan sumberdaya hayati menjadi tumpuan hidup para nelayan, sehingga tidak dapat dihindari terjadinya pemukiman di pinggiran muara sungai. Tidak hanya itu, karena muara sungai ini juga menjadi penghubung daratan dan lautan yang sangat praktis, maka manusia menggunakannya sebagai media perhubungan. Daerah yang terlindung juga menjadi tempat berlabuh dan berlindung kapal, terutama di saat‑saat laut berombak besar. Perkembangan industri pantai menambah padatnya wilayah estuari ini oleh kegiatan manusia karena daratan estuari merupakan akses yang bagus buat kegiatan industri itu, khususnya tersedianya air yang melimpah, baik itu untuk pendingin generator maupun untuk pencucian alat‑alat tertentu dan tidak dapat dihindari nafsu untuk membuang limbah ke lingkungan akuatik.

Mengingat banyaknya perikanan komersial yang tergantung pada ekosistem estuari ini maka perlindungan ekosistem ini merupakan salah satu persyaratan ekonomik yang utama agar perkembangan ekonomi di wilayah ini dapat dijaga kelanjutannya. Banyaknya jenis pemanfaatan wilayah di ekosistem estuari ini menyebabkan sering terjadinya bertentangan kepentingan dan kerusakan ekosistem yang berharga ini. Oleh karena itu, perencanaan terpadu wilayah estuari ini perlu dilakukan dengan seksama untuk menjaga ekosistem ini agar tidak rusak.

d. Ekosistem Danau

Ekosistem danau ditandai oleh adanya bagian perairan yang dalam sehingga tumbuh-tumbuhan berakar tidak dapat tumbuh di bagian ini. Berbeda dengan ekosistem kolam yang tidak dalam (kedalamannya tidak lebih dari 4-5 meter) yang memungkinkan tumbuh-tumbuhan berakar dapat tumbuh di semua  bagian perairan.

Danau yang luas seperti danau Toba di Sumatra dapat berombak karena memungkinkan angin untuk bertiup di sepanjang permukaan air yang luas sehingga menciptakan ombak itu. Danau terjadi karena glacier, tanah longsor yang membendung lembah, pelarutan mineral tertentu dalam tanah sehingga permukaan tanah menurun membentuk cekungan. Danau juga dapat dibentuk oleh kawah gunung api yang sudah mati atau gobah yang terbentuk di pinggir laut.

Ekosistem danau mempunyai tiga mintakat (zona) yakni:

1.   Mintakat litoral, yakni bagian yang dangkal di mana sinar matahari dapat menembus sampai ke dasar perairan;

2.   Mintakat limnetik, yakni bagian perairan yang terbuka yang terlalu dalam untuk pertumbuhan tumbuh-tumbuhan berakar, tetapi masih memungkinkan sinar matahari menembus lapisan ini untuk digunakan fotosintetis tumbuh-tumbuhan air; dan

3.   Mintakat atau lapisan profundal, yakni lapisan di bawahnya di mana sinar matahari tidak tidak dapat menembus

Mintakat-mintakat limnetik dan profundal tidak terdapat pada ekosistem kolam. Pada mintakat litoral hidup tumbuhan apung (terutama fitoplankton) dan tumbuhan berakar. Banyak kelompok hewan hidup di mintakat ini. Pada mintakat limnetik hidup fitoplankton dan zooplankton seperti di atas, ganggang hijau dan hijau biru, Copepoda, Cladocera dan banyak lagi. Sebagian besar ikan hidup di mintakat ini. Pada lapisan profundal hidup bakteri anaerobik dan fungsi, cacing nematoda, keong dan beberapa jenis ikan.

Waduk-waduk yang dibangun oleh manusia seperti waduk Ir. Sutami, Jatiluhur dan Saguling merupakan danau buatan. Danau-danau ini banyak digunakan untuk budidaya ikan dengan karamba. Pada saat-saat tertentu terjadi kematian ikan secara massal, dan sedang diteliti penyebabnya.

 e. Ekosistem Mangrove

Mangrove sebagai ekosistem didefinisikan sebagai mintakat (zona) antar-pasang-surut (pasut) dan supra (atas)-pasut dari pantai berlumpur di teluk, danau (air payau) dan estuari, yang didominasi oleh halofit berkayu yang beradaptasi tinggi dan terkait dengan alur air yang terus mengalir (sungai), rawa dan kali-mati (backwater) bersama-sama dengan populasi flora dan fauna di dalamnya. Di tempat yang tak ada muara sungai biasanya hutan mangrovenya agak tipis. Sebaliknya, di tempat yang mempunyai muara sungai besar dan delta yang aliran airnya banyak mengandung lumpur dan pasir, biasanya mangrovenya tumbuh meluas.

Ekosistem ini mempunyai dua komponen lingkungan, yakni darat (terestrial) dan air (akuatik). Lingkungan akuatik pun dibagi dua, laut dan air tawar. Ekosistem mangrove dikenal sangat produktif, penuh sumberdaya tetapi peka terhadap gangguan. Ia juga dikenal sebagai pensubsidi energi, karena adanya arus pasut yang berperan menyebarkan zat hara yang dihasilkan oleh ekosistem mangrove ke lingkungan sekitarnya. Dengan potensi yang sedemikian rupa dan potensi-potensi lain yang dimilikinya, ekosistem mangrove telah menawarkan begitu banyak manfaat kepada manusia sehingga keberadaannya di alam tidak sepi dari perusakan, bahkan pemusnahan oleh manusia.

Ekosistem mangrove ditumbuhi sedikitnya oleh 89 jenis tumbuh-tumbuhan. Dari jumlah ini terdapat empat jenis yang dinamakan “strict mangrove”, yakni Avicennia, Excoecaria, Sonneratia dan Rhizophora. Selain ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan, ekosistem mangrove juga dihuni oleh berbagai jenis satwa. Sebagai contoh, jenis burung seperti Ardea cinerea (cangak abu), Nomenius schopus (gajahan sedang), Egretta sp. (kuntul), dan Larus sp. (camar). Satwa lainnya yang hidup di sana adalah Macaca fascicularis (kera ekor panjang), Varanus salvator (biawak), juga terdapat satwa yang hidup di dasar hutan mangrove seperti kepiting graspid dan ikan gelodong (Periohthalmus).

f. Ekosistem Karst
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. Nama ini kemudian dipakai secara umum oleh masyarakat ilmiah untuk seluruh kawasan batu gamping yang terdapat di dunia. Kawasan karst yang terdapat di Indonesia antara lain Karst Gunung Sewu, Karst Gombong Selatan, Karst Maros, Karst Tuban dan beberapa tempat di daerah Kalimantan. Tipe karst di Indonesia merupakan karst tropik basah dan hal ini yang membedakan dengan kawasan karst di tempat lain di dunia.

Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya yang kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro. Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.

Habitat dalam gua merupakan suatu habitat yang gelap total, tidak ada sinar matahari yang masuk sehingga tidak terdapat organisme heterotrofik. Peran organisme khas gua seperti kelelawar yang setiap malam hari mencari makan ke luar gua dan pada siang hari kembali lagi, akan membawa energi dari luar gua untuk kehidupan berbagai organisme gua (Arthropoda) terutama kotoran (guano) dan bangkai kelelawar tersebut. Disamping itu energi dibawa oleh akar tumbuhan yang berada di atas gua yang menembus dinding atas gua. Sungai di dalam gua yang semula mengalir di permukaan luar gua juga berperan terhadap transfer energi ke dalam lingkungan gua dengan memhawa bahan organik.

Di dalam gua sendiri mengalami jaring-jaring makanan yang rumit. Perubahan-perubahan lingkungan di luar gua sangat mempengaruhi kehidupan di dalam gua. Dalam kondisi gua yang sangat ekstrem, tanpa adanya cahaya, kelembaban yang sangat tinggi dan suhu yang konstan sepanjang tahun, mengakibatkan organisme penghuni gua beradaptasi terhadap lingkungannya. Bentuk adaptasi organisme gua antara lain: 1) adaptasi morfologi hewan diperlihatkan dengan memucatnya warna kulit, adanya alat sensoris yang berkembang sangat baik, mata mereduksi dll; 2) adaptasi fisiologis yang diperlihatkan adalah tidak adanya kemampuan untuk membedakan antara siang dan malam hari sehingga hewan tidak peka terhadap sinar karena lingkungan hidupnya yang gelap sepanjang tahun; 3) tumbuhan di lingkungan gua mempunyai sifat poikilohidri yaitu mempunyai ketah anan yang besar terhadap kekurangan air secara berkala.

7.         Ekosistem Air tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.

Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut:
.Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.



8.         Ekosistem air laut
Ekosistem air laut luasnya lebih dari 2/3 permukaan bumi (± 70%), karena luasnya dan potensinya sangat besar.

Ciri-ciri ekosistem laut :
·        Memiliki kadar mineral yang tinggi
·        Ekosistem air laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca
·        Kadar garam dilaut bervariasi ada yang tinggi (seperti di daerah tropika) dan ada yang rendah (di laut beriklim dingin)

Pembagian daerah ekosistem laut:
1.      Daerah litoral /daerah pasang surut
Daerah litoral adalah daerah yang langsung berbatasan dengan darat. Radiasi matahari, variasi temperature, dan salinitas mempunyai pengaruh yang lebih berarti uuntuk daerah ini di bandingkan dengan daerah lainnya. Biota yang hidup di daerah ini antara lain : ganggang yang hidup sebagai bentos, teripang, bintang laut, udang, kepiting, cacing laut.
2.      Daerah Neritik
Daerah neritik merupakan daerah laut dangkal, daerah ini masih dapat di tembus cahaya sampai ke dasar, kedalam daerah ini dapat mencapai 200 m. Biota yang hidup didaerah ini adalah plankton, nekton, neston, bentos.
3.      Daerah Batial / daerah Remang-remang
Kedalaman antara 200 m – 2000 m, sudah tidak ada produsen. Hewannya berupa nekton.
4.      Daerah abisal
daerah ini kedalamannya sudah lebih dari 2000 m, daerah ini gelap sepanjang masa, tidak terdapat produsen.

Berdasarkan intensitas cahayanya, ekositem laut di bedakan menjadi 3 bagian:
a)      Daerah fotik : daerah laut yang masih dapat di tembus cahaya matahari, kedalaman maksimum 200 m.
b)      Daerah twilight : dearah remang-remang, tedak efektif untuk kegiatan fotosintesis, kedalaman 200 m- 2000 m.
c)      Daerah afotik : daerah yang tidak tembus cahaya matahari. Jadi gelap sepanjang masa.

Komunitas di dalam Ekosistem di laut

Menurut fungsinya, komponen biotik ekosistem laut dapat di bedakan menjadi 3, yaitu:
a)      Produsen : terdiri atas fitoplankton dan ganggang laut lainnya.
b)      Konsumen : terdiri atas berbagai jenis hewan,. Hamper semua filum hewan ditemukan di dalam ekosistem laut.
c)      Zooplankton : terdiri atas bakteri dan hewan-hewan pemakan bangkai atau sampah.

Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.

EKOSISTEM BUATAN

Ekosistem Buatan yaitu ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia. Misalnya, kolam, waduk, sawah, ladang, dan tanam. Pada umumnya, ekosistem buatan mempunyai komponen biotik sesuai dengan yang diinginkan pembuatnya. Pada ekosistem sawah, komponen biotik yang banyak, yaitu padi dan kacang.




















HUBUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP

Manusia,hewan dan tumbuhan adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan. Secara alami, antar makhluk hidup terjadi saling ketergantungan.

Setiap hewan memiliki arti penting bagi hewan yang lainnya. Hewan sangat bergantung pada tumbuhan, sebliknya hewanpun memiliki arti penting bagi tumbuhan. Hidup dalam kebersamaan antara berbagai macam maklhuk hidup berbeda dalam satu tempat disebut komunitas.

Hidup bersama antara dua atau lebih makhluk hidup, seperti hewan dan tumbuhan atau hewan dan tumbuhan atau hewan hewan san hewan lainnya disebut sibiosis. Simbiosis antar makhluk hidup tersebut dapat menguntungkan keduanya, dapat menguntungkan salah satu dan merugikan yang lain, atau dapat menguntungkan salahsatu tetapi tidak merugikan yang lain.
1.      Simbiosis Mutualisme
Hubungan antarmakhluk hidup yanga saling menguntungkan atau saling memberi manfaat disebut simbiosis mutualisme.
Contoh : burung yang hinggap di punggung kerbau. Burung memekan kutu-kutu kerbau kenyang, kerbau untung kutunya berkurang.
2.      Simbiosis Parasitisme
Hubungan antarmakhluk hidup yang salah satu mendapat keuntungan sedangkan yang lainnya dirugikan.
Contoh : benalu tumbuh menumpang pada pohon mangga. Dari pohon mangga benalu mengambil air dan bahan makanan sehingga air dan bahan makanan pohon mangga berkurang.
3.      Simbiosi Komensalisme
Hubungan antarmakhluk hidup yang salah satunya mendapat keuntungan dan yang lainya tidak di untungkan maupun di rugikan.

A.     Ketergantungan antara Hewan dan Tumbuhan
Sebagian hewan mendapat makanan dari tumbuhan sedangkan tanaman mendapat kembali zat hara dari hasil penguraian yang dilakukan oleh hewan kecil.
Contoh : tanaman padi akan menghasilkan bulir-bulir padi dengan bantuan hewan lain pada saat penyerbukan. Agar subur biasanya tanaman dipupuk dengan pupuk kandang berupa kotoran hewan , seperti kambing, sapi, dan ayam.
Oval: Oooo.


  
                                                                                        ayam


                  tanaman



      kotoran ayam


B.     Rantai Makanan

Makhluk hidup membutuhkan makan untuk mempertahankan hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhan makanannya, makhluk hidup menempuh berbagai macam cara.

Ada makhluk hidup yang mampu membuat makanannya sendiri dan ada yang tidak mampu. Makhluk hidup yang mampu membuat makanannya sendiri disebut produsen.produsen dapat mengubah air, dan karbondioksida dengan bantuan klorofil dan energy cahaya matahari menjadi oksigen dan zat makanan. Contoh tumbuhan yang memiliki klorofil : padi, jagung,kacang-kacangan,buah-buahan, dan sayuran.

Makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanannya sendiri di sebut konsumen. Diantara konsumen ada yang memakan tumbuhan (herbivora). Kelompok ini di sebut konsumen I, konsumen II dan seterusnya yaitu hewan yang memakan hewan lain (karnivora) . omnivora dapat berperan sebagai konsumen tingkat I, II, dan seterusnya.   












Rantai makanan: tumbuhan dimakan kelinci, kelinci dimakanular , ular dimakan elang.

Agar lebih memahami rantai makanan, perhatikan gambar berikut:











Dalam kehidupan di alam ini sering kali terdapat rantai makana yang tidak dapat berdiri sendiri, artinya terdapat rantai makanan lain yang saling berhubungan. Dengan demikian terbentuk kumpulan rantai makanan yang saling ber-hubungan satu sama lain.
Agar lebih jelas amatilah gambar berikut!
 






                                    Jaring-jaring mak anan
Rantai makanan diatas saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Kumpulan rantaimakanan yang saling berhubungan satu sama lain ini akan membentuk jaring-jaring makanan. Jarring-jaring makanan selalu terdiri atas lebih dari satu rantai makanan dan rantai makanan tersabut saling berhubungan satu sama lain.







DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 2003. Kamus Lengkap Kedokteran Edisi Revisi. Penerbit Gitamedia Press-Surabaya.
Furqonita, D. 2007. Seri IPA BIOLOGI SMP Kelas IX. Penerbit Quadra dari Penerbit Yudhistira-Jakarta.
Hidayati. 2004. BIOLOGI PRAKTIS Untuk  SMP Kelas I, II dan III. Ringkasan dan Contoh Soal. Penerbit Hikmah Sejati-Bantul, Yogyakarta.
Kadaryanto, at al. 2007. BIOLOGI 3. Penerbit Yudhistira, Jakarta.
Lawrence, E. 1991. Handerson’s Dictionary of : Biological Terms. Tenth Edition. Longman Scientific & Technical-England
Nurhayati, N. 2008. Pelajaran IPA-BIOLOGI BILINGUAL untukSMP/MTs.Kelas IX. Yrama Widya, Bandung.
Prawirohartono, S. dan Hadisumarto, S. 1999. Sains BIOLOGI 2b. Untuk SMU Kelas 2 Tengah Tahun Kedua Sesuai Kurikulum 1994. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Prawirohartono, S. dan Kuncorowati. 2003. BIOLOGI Untuk Kelas 3 SLTP Kurikulum 1994. Semester 1 dan Semester 2. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Saktiyono. 2004. Sains Biologi SMP 2. Esis – Penerbit Erlangga, Jakarta.
Suhono, B. 2002. Kamus Botani. Untuk Siswa SLTP, SMU, Mahasiswa dan Masyarakat Umum. Penerbit Koperasi Joang Sejati-Bogor.
Tim IPA SMP/MTs. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam 3. PT. Galaxy Puspa Mega, Jakarta.
Tim IPA SMP/MTs. 2001. BIOLOGI 3.Untuk SLTP Kelas 3. PT. Galaxy Puspa Mega, Jakarta.
(Sumber : http://www.kathy-lilia.blogspot.com/2007_06_01_archive.jpg)
(Sumber : http://andalasdejava.files.wordpress.com/2007/08/rantaian makanan.gif)